Gelar Wisuda XXXIII, Stispol Wira Bhakti Luluskan 114 Mahasiswa

*Lulusannya Diharapkan Unggul dan Berwawasan Kebangsaan

Denpasar – Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar kembali menggelar wisuda XXXIII di Prama Sanur Beach, Jumat (18/11). Dalam wisuda tersebut, Stispol Wira Bhakti meluluskan 114 orang mahasiswa yang berasal dari Prodi Administrasi Publik 88 orang dan Prodi Administrasi Bisnis 26 orang.

Dalam wisuda kali, IPK tertinggi diraih lulusan dari Prodi Administrasi Bisnis, Ni Luh Putu Sri Ardianti dengan IPK 4,00 (Dengan Pujian) disusul Ni Komang Erika Depi Permatasari dengan IPK 3.99 dan I Gusti Ngurah Agung Suparsa dengan IPK 3,98. Sementara untuk Prodi Administrasi Publik, IPK tertinggi diraih AA Made Remasta dengan IPK 3,94 disusul Komang Ayu Fridayanti dengan IPK 3,92 dan Ni Nyoman Dewihati dengan IPK 3,91. *yas

banner 728x250

 

 

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kinerja Perguruan Tinggi LLDikti Wilayah VIII, Made Adi Kartika Yasa, S.T., saat menyampaikan sambutan dalam acara wisuda.

Ketua Stispol Wira Bhakti, Prof. Dr. Wayan Windia mengungkapkan, wisuda ini menjadi tanda bahwa mahasiswa telah lulus dan telah selesai masa pembelajaran secara administratif, namun pembelajaran dalam kehidupan tak akan pernah berhenti. Oleh karena itu, para lulusan diharapkan terus mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama menempuh pendidikan di Kampus Kebangsaan kepada masyarakat bangsa dan negara. “Kami berharap lulusan Stispol Wira Bhakti tetap menjaga dan meneruskan visi Stispol Wira Bhakti yakni unggul dan tetap memiliki komitmen menegakkan Tri Pusaka Sakti Bangsa Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Ia berharap, lulusan Stispol Wira Bhakti senantiasa menjaga perilaku di masyarakat dan menjaga nama baik almamater, terlebih perguruan tinggi ini dibangun oleh orang-orang yang sudah memberi, dan rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongannya. Nilai-nilai ini harus selalu ditegakkan dan diterapkan oleh alumni yang akan meninggalkan Stispol Wira Bhakti.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kinerja Perguruan Tinggi LLDikti Wilayah VIII, Made Adi Kartika Yasa, S.T., dalam sambutannya mengungkapkan, keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah diraih, namun justru pada kegagalan yang telah dihadapi. Keberanian akan membuat kita tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

“Apa yang saudara raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha yang dilakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila yakin pada tujuan dan jalan yang diambil, maka harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama,” katanya.

Adi Kartika Yasa menambahkan, yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang, dan batu karang. Namun, yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. “Di sanalah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri saudara adalah berkarya menemukan kebahagiaan. Saat ini sebuah kehidupan baru setelah wisuda menanti, artinya keputusan yang saudara ambil bukan lagi tergantung pada pihak lain. Meminta saran dan pertimbangan boleh, namun keputusan tetap di tangan saudara sendiri. Sekarang sudah “dianggap” sebagai orang dewasa terlebih dengan gelar yang mengikuti di belakang nama. Artinya harus ada perubahan pola pikir, sehingga penuh pertimbangan dan keputusan yang diambil lebih bijak,” katanya.

Ia berharap, Stispol Wira Bhakti segera melakukan reorientasi terhadap kurikulum, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil mata kuliah di luar program studinya. Misalnya,,di bidang teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, sosial, humaniora, dll. Hal ini diharapkan dapat memberikan bekal kepada lulusan Stispol Wira Bhakti dalam kaitannya dengan literasi data, teknologi, dan humanities, serta mendukung program Kampus Merdeka,” katanya. *