Kolom  

Waspadai “One Man Show” dalam Berorganisasi

Oleh I Nengah Merta

BANYAK dari kita mengagumi sosok Steve Jobs dan Elon Musk. Berita mengenai mereka sering masuk ke halaman-halaman utama di media massa. Bahkan, saking tenarnya, masyarakat sempat bertanya-tanya, apakah Apple dapat meneruskan supremasinya ketika Steve Jobs wafat? Begitu juga dengan Tesla. Bisa jadi, tak banyak orang tahu siapa nama orang kedua setelah Elon Musk di perusahaan itu. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian publik sering kali terfokus pada sosok pemimpin, bukan organisasinya.
Setiap pemimpin pada organisasi harus menyadari bahwa “teamwork” dan “network” merupakan hal penting untuk dibangun dalam melakukan perubahan. Oleh karenanya, seorang pemimpin harus membangun saling kepercayaan dengan bawahan, sehingga semua pihak dapat melakukan pekerjaan masing-masing dengan baik dan menghindari “one man show”.
Pemimpin seperti Steve Jobs dan Elon Musk adalah contoh pemimpin yang sukses membawa organisasinya menjadi yang terdepan. Namun, kita sadar bahwa tak ada sesuatu yang kekal. Tidak ada yang mengetahui berapa lama karisma pemimpin akan bermanfaat bagi organisasinya. Oleh karenanya, sadarilah bahwa kehidupan dan dinamika organisasi itu seperti pohon. Jika Anda berada dalam struktur organisasi, kerjakanlah posisimu sebaik mungkin. Tak perlu merasa tak dihargai karena tak ditampilkan. Jika posisimu sebagai batang, maka jadilah batang yang kokoh untuk menopang pohon itu. Jika posisimu sebagai cabang, jadilah cabang yang mampu menggandeng setiap ranting dan daun. Jika posisimu sebagai daun, maka jadilah daun yang rimbun supaya pohon bermanfaat menaungi orang yang kepanasan. Jika posisimu sebagai buah, maka jadilah buah yang manis supaya nama baik pohonmu terjaga. Jika posisimu sebagai bunga, maka jadilah bunga yang merekah indah, supaya pohonmu terhiasi dan dikenal orang. Jika posisimu sebagai akar, maka jadilah akar yang kuat mencengkeram tanah demi tegaknya seluruh struktur pohon tersebut. Maka hendaknya semua anggota organisasi menanamkan rasa tanggung jawabnya supaya tidak saling iri dengki terhadap satu tubuh sebagaimana akar, walau dirinya tidak terlihat, tertimbun tanah dan bahkan sering terinjak orang, namun dirinya tidak pernah iri untuk menjadi bunga yang berdiri di atas dan dikenal, karena ia tahu bungapun sering dipetik orang tanpa tujuan. Tapi jangan pernah menjadi bunga sekaligus batang cabang, daun, dan akar karena itu akan menjadikanmu sebagai mahluk serakah.
Di situasi organisasi seperti itu, terkadang keinginan pemimpin selalu diprioritaskan tanpa ada yang berani mempertanyakan lagi. Apalagi, jika ia begitu menikmati menjadi “center of attention”, baik di organisasi maupun di mata publik. Bahkan, banyak di antara pemimpin seperti ini tidak menyadari bahwa gaya kepemimpinannya sudah berpola “one man show”. Mari bersyukur dengan apa adanya kita, dan apa yang sudah kita punya. Kewajibanmu adalah menyadari fungsi dan tugasmu untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Jangan mengerjakan tugas orang lain jika tugas pokokmu belum selesai. Jangan membiarkan tugas orang lain terbengkalai jika tugas pokokmu sudah selesai. Jangan biasakan malas mengerjakan tugas pokokmu, sehingga harus dikerjakan oleh orang lain yang bukan tugas pokok mereka. Sadarilah itu. *

banner 728x250

*Penulis adalah dosen Stispol Wira Bhakti Denpasar.