Anggota MPR RI Rai Wirajaya Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Stispol Wira Bhakti

Denpasar – Pesatnya perkembangan teknologi, jangan sampai membuat generasi penerus bangsa melupakan ideologi dan paham yang tertuang dalam empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar kebangsaan tersebut merupakan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang terdiri dari landasan ideologi, konstitusi, persatuan kesatuan, dan semangat keberagaman sebagai modal sosial membangun kekuatan bangsa Indonesia. Hal tersebut disampaikan Anggota MPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya saat “Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan” yang bekerja sama dengan BEM Stispol Wira Bhakti di Aula Yayasan Kebaktian Proklamasi, Minggu (28/11).
Dalam sosialisasi tersebut menghadirkan empat pemateri, yakni Anggota MPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E., M.M., Ketua Stispol Wira Bhakti, Prof. Dr. Wayan Windia dan akademisi Dr. Dra IGA Diah Yuniti, M.Si dan Ir. Ketut Witarka Yudiata, M.T., dengan moderator Dr. I Nengah Merta, S.Sos., M.Si.
Ia menambahkan, sosialisasi ini penting dilakukan untuk mengingatkan masyarakat tentang empat pilar kebangsaan tersebut, terlebih ada indikasi dari sekelompok oknum masyarakat yang ingin mengubah ideologi bangsa. Oleh karena itu, Rai Wirajaya mengajak seluruh rakyat Indonesia khususnya generasi muda untuk merapatkan barisan dan tetap memegang teguh empat pilar kebangsaan itu, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Anggota Komisi XI DPR RI ini juga mengingatkan tentang bahaya radikalisme dan intoleransi terhadap keutuhan NKRI. Bahkan, survei menunjukkan 39 persen warga negara Indonesia yang terpapar radikalisme dan intoleransi. Radikalisme tidak hanya menyasar masyarakat bawah, namun juga telah bersarang di kalangan masyarakat terpelajar, termasuk di dunia pendidikan tinggi.
Sebagai anggota MPR, Rai Wirajaya mengaku memiliki tugas konstitusional untuk memberikan pemahaman nilai-nilai luhur yang terdapat dalam 4 konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. “Empat pilar ini tak bisa dipisahkan, karena empat pilar inilah kekuatan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. NKRI harga mati,” katanya.
Ketua Stispol Wira Bhakti, Prof. Dr. Wayan Windia menegaskan, generasi muda sangat penting dalam menjaga empat pilar kebangsaan, karena merekalah yang akan mewarisi bangsa dan negara besar ini. Jika tidak ada empat konsensus dasar ini, bangsa Indonesia dipastikan akan terpecah belah dan remuk redam. “Inilah pentingnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk selalu menjaga empat pilar kebangsaan ini yang basisnya jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 (JSN’45),” katanya.
Sebagai kampus kebangsaan yang mengidolakan pahlawan nasional, kata Prof. Windia, Stispol Wira Bhakti memiliki komitmen penuh untuk selalu menjaga empat pilar kebangsaan ini dan terus mengobarkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 (JSN’45).
Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dirangkaikan dengan penyerahan hadiah untuk pemenang lomba menyanyi dan baca puisi serangkaian peringatan HUT ke-75 Puputan Margarana tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Legiun Veteran Republik Indonesia (DPD LVRI) Bali, I Gusti Bagus Saputera, Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi (YKP) Bali, I Gusti Ngurah Gede Yudana, Ketua Pemuda Panca Marga atau PPM Provinsi Bali, Dr. Drs. I Made Gde Putra Wijaya, S.H., Ketua Pelaksana Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) Bagus Ngurah Rai, S.H., M.M., MBA., dosen dan mahasiswa Stispol Wira Bhakti, guru dan siswa SMK Wira Bhakti dan undangan lainnya. *yas