Peran Penting Pecalang dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Oleh Ni Nengah Karuniati

PANDEMI Covid-19 ini dampaknya sangat luar biasa. Di samping berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, juga mempengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya. Langkah ini diambil untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 ini.
Pemerintah juga melibatkan petugas keamanan seperti TNI dan Polri. Khusus di Bali, pecalang juga memiliki peran penting dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. Mengapa? Pecalang bersama dengan petugas keamanan lainnya dalam kesehariannya melakukan pemantauan dan pengamanan di wilayah desa adat masing-masing agar situasinya tetap kondusif sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Misalnya, ketika ada masyarakat yang berkerumun dan mengabaikan protokol kesehatan, pecalang bisa saja melakukan penertiban dan membujuk mereka yang berkerumun tersebut untuk membubarkan diri, termasuk menghimbau agar tempat usaha yang masih buka melebihi aturan jam operasional yang telah ditentukan tersebut segera menutup usahanya.
Langkah persuasif yang dilakukan para pecalang di Bali, tentu saja sebagai upaya pembinaan kepada masyarakat. Dengan langkah persuasif, diharapkan akan timbul kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan terkait dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster bersama Majelis Desa Adat Provinsi Bali telah membentuk Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 berbasis desa adat. Satgas Gotong Royong di lingkungan desa adat tersebut memiliki tugas untuk memberdayakan seluruh warga agar bergotong royong bersama dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini. Satgas di desa adat yang tentu saja melibatkan para pecalang melakukan berbagai upaya sosialisasi, edukasi, pencegahan, pengawasan serta pembinaan terkait dengan Covid-19 ini. Di sinilah pecalang atau petugas keamanan adat di Bali berperan sebagai ujung tombak dalam pengawasan serta pembinaan yang dilakukan bersama dengan sejumlah unsur terkait seperti TNI, Polri dan Linmas.
Kita akui di tengah merebaknya kasus Covid-19 di Bali, masih saja ada warga yang tidak mematuhi penggunaan masker dan mengabaikan protokol kesehatan. Pecalang bersama dengan unsur terkait biasanya akan berjaga di berbagai titik di desa adat tersebut untuk memeriksa apakah warga dan pengendara yang melintas melalui wilayah desa itu telah mengenakan masker. Kita melihat banyak pecalang yang bertugas dari pagi hingga malam secara bergiliran mengamankan wilayah saat pembatasan jam operasional juga memiliki tugas mengedukasi masyarakat, untuk mengikuti anjuran pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan agar penyebaran Covid-19 ini tidak meluas.
Dari gambaran tersebut, sesungguhnya betapa beratnya tugas pecalang sebagai ujung tombak dalam pencegahan meluasnya penyebaran Covid-19 ini khususnya di wilayah desa adat. Di sisi lain, dalam menjalankan tugasnya itu para pecalang rela tidak dibayar atau tidak mendapatkan gaji. Kita paham, pecalang beserta prajuru desa adat lainnya, spiritnya adalah ‘ngayah’ (kerja sosial), namun dalam hal ini perhatian pemerintah terhadap para pecalang ini perlu ditingkatkan untuk menjamin keselamatan jiwa dan risiko lain dari tugas yang mereka jalankan.
Pecalang mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan, yakni menjaga agar tidak terjadi klaster baru di desa adat. Terlebih jika ada upacara adat, peran pecalang tak bisa dianggap remeh.
Mereka yang ditugaskan menjadi pecalang ini, banyak yang terdampak ekonominya karena pandemi Covid-19. Mereka umumnya dari masyarakat menengah ke bawah. Di sinilah pentingnya pemerintah untuk membuat kebijakan agar dalam menjalankan tugasnya ini para pecalang bisa lebih nyaman. Loyalitas para pecalang dalam ‘ngayah’ (kerja sosial) ini tentu tak diragukan lagi. Namun, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini harus menjadi perhatian kita, apakah mereka bisa ‘ngayah’ terus-terusan di tengah beratnya kondisi perekonomian seperti sekarang ini.
Kita berharap, dengan adanya sinergi yang baik antara pecalang dan berbagai pihak khususnya di desa adat, pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Perekonomian masyarakat yang saat ini sedang terpuruk, bisa kembali pulih dan normal. *

banner 728x250

*) Penulis adalah Dosen Stispol Wira Bhakti Denpasar.