Meneguhkan Visi Stispol Wira Bhakti sebagai Kampus Kebangsaan

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar yang bernaung di bawah Yayasan Kebaktian Proklamasi (YKP) telah puluhan tahun konsisten merawat dan menegakkan Tri Pusaka Bangsa Indonesia yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari tujuan mulia perguruan tinggi ini bahwa merawat dan menegakkan Tri Pusaka Bangsa sama saja dengan merawat Indonesia.

Perguruan tinggi yang kini dikenal sebagai Kampus Kebangsaan yang didirikan Legiun Veteran Republik Republik Indonesia (LVRI) Bali dan Pemda Bali ini memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kepribadian patriotisme, nasionalisme serta mampu melestarikan dan mengamalkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 1945 (JSN’45). Tri Pusaka Bangsa Indonesia ini wajib dijaga, digali kembali maknanya serta dikembangkan agar terus relevan dan dijadikan sebagai pegangan hidup bersama.

banner 728x250

Stispol Wira Bakti merupakan perguruan tinggi yang memiliki dua program studi yakni, Program Studi Administrasi Publik dan Program Studi Administrasi Bisnis dan telah terakreditasi B berdasarkan keputusan BAN-PT ini berkomitmen untuk memastikan nilai-nilai yang terdapat dalam Tri Pusaka Bangsa dihidupkan oleh seluruh civitas akademika, baik itu dalam kehidupan kampus maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara dan berharap para lulusannya benar-benar mempunyai karakter Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Sebagai perguruan tinggi yang menyandang nama besar pahlawan nasional, I Gusti Ngurah Rai, Stispol Wira Bhakti tidak boleh melupakan kajian dan nilai-nilai dari nama besar dan karya pahlawan itu dalam pengembangan kajian ilmiahnya, salah satunya adalah kajian ilmiah Pancasila. Merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai civitas akademika bahwa kajian ilmiah Pancasila terus dikembangkan, agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa terus relevan dengan perkembangan zaman, sehingga lahir berbagai teori sampai pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Stispol Wira Bhakti harus berdiri di depan mempertahankan dan mengembangkan Pancasila. Kajian soal Pancasila itu dilakukan secara ilmiah sehingga ada rumusan sistem politik Pancasila, sistem budaya Pancasila, dan masih banyak lagi yang bisa digali. Jangan sampai lembaga ini menyandang nama besar para pahlawan, tetapi melupakan kajian dan nilai-nilai dari nama besar dan karya pahlawan itu dalam pengembangan kajian ilmiahnya. Stispol Wira Bhakti merupakan tempat strategis untuk mengembangkan penelitian karena memiliki banyak peneliti dari kalangan dosen, walaupun budaya penelitian saat ini belum berkembang baik di semua perguruan tinggi.

Kita berharap Kampus Kebangsaan ini mampu menghasilkan berbagai bentuk kajian nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk ‘character building’ generasi milenial yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, sehingga dapat secara nyata membantu pemerintah untuk memelihara serta mendorong implementasi nilai-nilai Pancasila.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi di era digitalisasi ini, tentu Stispol Wira Bhakti harus menyiapkan pendekatan khusus untuk kalangan milenial dalam mensosialisasikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila.

Kita paham generasi milenial memiliki nilai lebih yaitu kreatif karena pemikirannya banyak dipengaruhi arus informasi, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan selalu berhubungan satu dengan lainnya baik dunia nyata maupun maya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media yang akrab dengan mereka terutama media sosial dan infografis untuk menyebarkan nilai Pancasila. Ini penting, karena zaman kini sudah berubah sehingga penyampaiannya harus sesuai dengan konteks dan selera anak muda, tidak bisa disampaikan secara konvensional, kaku, dengan ceramah, tetapi perlu disimulasikan dalam praktik kehidupan yang bisa mengikuti gaya hidup anak muda tanpa kehilangan rohnya. Pendekatan yang dilakukan tentu saja harus bersifat persuasif, di mana metode penanamannya lebih mengedepankan gagasan segar yang bisa membius mereka dan bukan dengan doktrin-doktrin, mendikte atau menggurui, melainkan memperkaya khazanah pemikiran sehingga mereka akan menempatkan Pancasila sebagai payung moral dan payung kultural yang terus ditanamkan dengan nyata. Di samping itu, budaya mempererat kerja sama di atas perbedaan seperti gotong-royong juga harus terus dikembangkan, sehingga lembaga ini menjadi tempat menyenangkan bagi tumbuh suburnya rasa empati untuk memahami perasaan orang lain dengan jujur, sehingga nantinya mereka dapat mengapresiasi satu sama lain tanpa pamrih.

Di lembaga yang mengokohkan diri sebagai Kampus Kebangsaan ini, seharusnya tidak ada tempat bagi mereka yang arogan, serakah, tidak memiliki empati, suka menebar fitnah, selalu merasa hebat sendiri dan berusaha menjatuhkan orang lain dengan cara yang licik dan kejam. Mereka yang seperti itu, cepat atau lambat pasti akan menanggung dosa atas perbuatannya sendiri dan para pahlawan yang menjadi roh lembaga ini pasti akan mengutuk perilaku oknum yang tidak terpuji itu, karena lembaga ini didirikan dengan tujuan yang sangat mulia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan melahirkan generasi yang berjiwa Pancasila.

Stispol Wira Bhakti harus secara aktif berperan dalam melestarikan, menyelamatkan, menggali dan terus mengembangkan pribadi Pancasilais di lingkungan kampus dan para alumninya. *

Penulis: I Made Suyasa