Membangun Keteladanan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai

Anggota DPRD Badung, IGA Agung Inda Trimafo Yudha, Jumat (23/7) berkunjung ke Stispol Wira Bhakti Denpasar. Kunjungannya itu bertujuan untuk membuat narasi proses pembuatan video tentang kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai. “Ini adalah tugas fraksi” katanya.

Gung In, demikian ia sering disebut, adalah anggota DPRD Badung dari Fraksi PDIP, mewakili pemilihan Kecamatan Petang. Saat ini PDIP sedang mengumpulkan video tentang kepahlawan desa. Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai adalah seorang pahlawan perang kemerdekaan, yang berasal dari Desa Carangsari, Petang. Gung In adalah salah satu cucu dari Pahlawan I Gusti Ngurah Rai.

banner 728x250

Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar, Prof. Wayan Windia menerangkan bahwa Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai (terkenal dengan panggilan Pak Rai), adalah seorang contoh pemimpin yang komplit. Tidak saja hebat dalam ‘hard skill’ (otaknya cerdas, dan terampil bermain silat), tetapi juga hebat dalam ‘soft skill’. Pak Rai telah rela mengorbankan tahtanya sebagai raja, meninggalkan anak-istri, dan menyiapkan hampir seluruh kekayaan puri untuk biaya perang kemerdekaan.

Di samping itu, dalam operasional perang, Pak Rai juga telah menunjukkan kepemimpinannya yang cerdas dan berketeladanan. Pak Rai selalu makan dan minum paling belakang, kalau rakyat menyediakan konsumsi untuk para pejuang kemerdekaan di pedesaan. Anak buahnya sangat setia dan patuh. Tidak ada yang berani melawan perintahnya. Kalau anak buahnya dilarang mengambil ketupat lebih dari satu, maka semua anaknya patuh. Kalau anak buahnya dilarang mengambil hasil pertanian yang dilewati para pejuang, maka anak buahnya juga patuh. Kepatuhan dan loyalitas itu ditunjukkan oleh anak buahnya Pak Rai, karena anak buahnya semua paham, betapa pengorbanan yang dipersembahkan oleh Pak Rai dalam perang kemerdekaan itu.

Menurut Prof. Windia, itulah contoh teladan dari kepemimpinan yang perlu diwariskan oleh para pemimpin Indonesia ke depan.   Generasi baru Indonesia tidak boleh lepas dari referensi kepemimpinan para pejuang kemerdekaan di masa lalu. Mengapa? Karena para pemimpin perang kemerdekaan kita, telah menempatkan kepentingan bangsa di atas segala-galanya. Nilai-nilai inilah yang ditekankan pada sistem pendidikan di Stispol Wira Bhakti, Denpasar. Ia berharap anak muda di Bali yang haus akan wawasan kebangsaan agar masuk dalam keluarga besar Stispol Wira Bhakti. *